Pernahkah kita mendapatkan nikmat yang sudah kita nanti-nantikan sejak lama?
Lalu pernahkah kita bersyukur atas nikmat itu?
Dalam Al-Qur’an ada hal yang menarik ketika Allah Yang Maha Rahman memberikan kenikmatan pada orang-orang musyrik.
Allah Ta’ala berfirman dalam surah al-Ankabut ayat 65 yang artinya:
“Maka apabila mereka naik kapal, mereka berdoa kepada Allah dengan penuh rasa pengabdian (ikhlas) kepada-Nya, tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, malah mereka (kembali) mempersekutukan (Allah)”. (QS. al-Ankabut: 65)
Mari kita dengarkan penjelasan dari Imam al-Qurthuby tentang ayat ini:
قوله تعالى: فإذا ركبوا في الفلك يعني السفن وخافوا الغرق دعوا الله مخلصين له الدين أي صادقين في نياتهم وتركوا عبادة الأصنام ودعاءها. فلما نجاهم إلى البر إذا هم يشركون أي يدعون معه غيره.
“Firman Allah : ((maka apabila mereka naik kapal)) mereka takut akan tenggelam. Mereka berdoa pada Allah dengan Ikhlas. Maksudnya benar dalam niat mereka (berdoa dan menyembah Allah) meninggalkan peribadatan mereka kepada patung-patung. Namun, ketika mereka Allah sampaikan mereka ke daratan, seketika itu juga mereka menyekutukan dan berdoa kepada selain Allah”.
Lihat! betapa orang musyrik punya keinginan agar sampai ke daratan dengan selamat. Sehingga dalam ketakutannya akan tenggelam di laut, mengantarkan mereka kepada penghambaan pada Allah dalam bentuk doa.
Namun ketika mereka sampai pada nikmat yang mereka kejar, mereka kembali menyekutukan Allah.
Maka sesungguhnya kesenangan dan nikmat yang Allah Ta’ala berikan, sejatinya merupakan ujian untuk kita.
Benarlah firman Allah Ta’ala dalam surah al-Anbiya’ berikut ini:
“…Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami”.
Bisakah Anda bayangkan kenikmatan yang dahsyat yang diperoleh Nabi Ibrahim yang tua dan mempunyai istri yang belum kunjung hamil? Beliau menunggu-nunggu kehadiran seorang anak.
Ketika Allah Ta’ala kabarkan Nabi Ibrahim tentang hadirnya Nabi Isma’il dan Nabi Ishaq beliau bersyukur dengan redaksi yang Allah Ta’ala firmankan dalam surah Ibrahim ayat 39:
“Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua(ku) Ismail dan Ishaq. Sungguh, Tuhanku benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa”.
Bisakah Anda bayangkan betapa bahagianya Ibrahim kala Allah kabarkan bahwa ia dikaruniakan Isma’il dan Ishaq? Namun seorang Khalil itu justru tidak lalai dengan nikmat Allah.
Nabi Ibrahim mengajarkan kepada kita tentang ibadah yang jarang dilakukan manusia dikala senang, yaitu syukur.
Pernahkah Anda merasakan apa yang dirasakan oleh Nabi Ibrahim?
Bila belum…
Coba dan rasakanlah kenikmatan bersyukur di puncak kesenangan!
اللهم أعني على ذكرك وشكرك و حسن عبادتك
-Kisah sudah ditashhih oleh guru kita bersama Ustadz Ali Shadiqin hafizhahullah-
Penulis: Hamba Allah (AGA 5)